MUST CLICK

Senin, 03 Oktober 2011

Industri Rotan Nasional Hanya "Follower"

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sulit menciptakan tren penggunaan mebel rotan asli. Ini disebabkan posisi Indonesia hanya sebagai pengikut (follower) dalam industri rotan.
Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono mengatakan, industri mebel dari bahan rotan di Indonesia lebih banyak meniru barang-barang jadi dari Belanda, Belgia, Jerman, dan Italia. Sekarang ini yang terjadi di pasar adalah tren rotan dengan bahan imitasi. Ia mengatakan, butuh proses lama untuk mengubahnya kembali ke tren penggunaan bahan rotan asli.
"Asmindo punya program bahwa the real rattan is Indonesia, bahwa rotan itu berasal dari Indonesia," kata Ambar kepada wartawan, Jumat (30/9/2011) di Jakarta.
Sebagai langkah awal untuk mengembalikan tren tersebut, Ambar berharap masyarakat Indonesia dapat mencintai produk rotannya sendiri, misalnya dengan penggunaan mebel rotan asli di restoran-restoran. Langkah selanjutnya dilakukan dengan menawarkan produk rotan asli kepada perusahaan-perusahaan di luar negeri, seperti Italia dan Jerman selaku pembuat barang jadi rotan. "Karena mereka yang bikin tren (dan) tren ini butuh waktu," ujarnya.
Ambar mengusulkan agar perusahaan-perusahaan di negara tersebut diberi bahan baku rotan Indonesia, jika perlu secara gratis, demi menciptakan tren tersebut.
Asmindo kini tengah berupaya membuka show room untuk memamerkan produk-produk rotan Indonesia di negara lain, seperti telah dilakukan di Lechong, Foshan City, Provinsi Guandong, China. Ini dilakukan untuk membuat tren baru di negara tersebut. Menurutnya, beberapa negara di Asia seperti China, Taiwan, dan Korea Selatan merupakan pasar baru bagi rotan Indonesia, setelah AS dan Eropa mengalami krisis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar